Rabu, 10 April 2013

Batu Magnet Telur Berjodoh


Di suatu daerah di Jombang, Jawa Timur – ada seorang bapak yang mengaku menemukan 2 batu unik yang berbentuk telur yang bisa berputar-putar.
Rasa penasaran langsung muncul ketika aku mendengar siaran berita tersebut di salah satu stasiun TV. Kemudian aku coba perhatikan dengan seksama.
“Saya menemukan batu ini ketika saya membersihkan pemakaman yang rusak. Kemudian waktu saya mencangkul bongkahan tanah, saya melihat batu berbentuk telur ini. Kemudian saya ambil. Dan saya mendapati bahwa batu ini bisa berputar-putar seperti ada kandungan magnetnya.” Ujar bapak tersebut.
Bapak tersebut mencoba mengobati penyakit dengan menggunakan batu tersebut. Dengan harapan, batu tersebut bisa menjadi penyembuh.
Aku coba lihat batu tersebut lebih dekat. Seketika aku tertawa dengan kencangnya. (wkakakakakkakaakakaka)….
Itu batu banyak di jual di Museum Sangiran, Sragen, Jawa Tengah dengan harga berkisar 5.000 hingga 10.000,- …
Coba dech, kunjungin saja Museum Sangiran kalau penasaran. Insya Allah, kalo nanya sama penjual “souvenir” di sana, sebagian besar dari mereka akan tahu. Kalau beruntung, barang kali masih ada dari mereka yang punya itu batu. Soalnya itu batu udah dijual sejak lama.

Selasa, 26 Maret 2013

26 Maret 2013



Nekat... Iya, memang kemarin aku sangat sangat sangat nekat. Kalau keinget bisa ketawa-ketawa sendiri. Hahahhahhahahaha. Tapi aku bukan orang gila loch.
26 Maret 2013, that was my first time to visit your house. Malu, seneng, campur aduk di hati. Aku yang sebelumnya sama sekali belum mengenal tentang keluargamu, lingkunganmu, sekarang aku sudah tahu. Yaa, karna kenekatanku sich. Agak merasa bersalah juga, soalnya gara-gara aku main ke rumah, para tetangga pada gempar dah. Jadi terkenal nich aku jadi bahan obrolan. Hahahhaha
Komentarku, aku bangga. Aku senang. Aku ingin menetap disana, denganmu tentu saja. Aku ingin menemani masa tua bapak ibu, bersamamu. Aku ingin mengabdi padamu kelak, calon suamiku. AMINN..!!!
Aku tak pernah memandang apapun tentang kamu dari sisi negatifku. Harapanku satu, kamulah imamku kelak di dunia maupun di akhirat. Bagaimanapun keadaanmu, akan aku terima. Begitu pula sebaliknya, aku berharap kamu menerima apa adanya keadaan diriku. Kelebihan dan kekurangan tidak dapat hanya dilihat dari segi materi. Kebahagiaan tidak dapat diukur dari berapa banyak harta yang kita punya, namun kebahagiaan akan kita dapat jika kita mempunyai hati yang ikhlas. Bahkan, harta di dunia itu adalah cobaan kalau menurutku.
Ya Allah, Ya Robbi, Ya dhaljalali wal ikhrom... Tetapkan dia sebagai jodoh hamba. Tuntunlah kami selalu mencintai hanya karna-MU. Satukan kami dalam keridhoan-MU. Rangkullah kami dalam kebahagiaan iman pada-MU.  Berilah kami jalan agar kami dapat segera melaksanakan sunah-MU, agar kami terhindar dari pelanggaran yang akan membawa kami pada siksa-MU. Jagalah kami dari godaan syaithon yang Engkau laknati. Kami bertemu atas ridho-MU. Kami mencinta atas rahmat-MU. Berikanlah kebarokahan pada kedekatan kami. AMIINNNN...!!!!!!

Minggu, 03 Maret 2013

Buah Kesabaran adalah Keridhoan



Dhek, bapak memberikan restu untuk kita.
Satu pesan singkat darinya yang aku dapat sore tadi. Tak kepalang betapa bahagianya aku ketika membaca pesan tersebut. Ucapan syukur hingga tetesan air mata bahagia pun tak henti-hentinya tercurah. Segudang pertanyaan aku lontarkan ke dia. Dalam benak “Bagaimana cara dia bicara kepada bapak sore tadi via telfon.” Setahuku, selama aku menjadi anaknya hampir 21 tahun ini, bapak adalah seseorang yang cuwek untuk mengurusi hal-hal seperti ini. Hoho, I cannot imagine.
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah..
Rasa syukur yang begitu besar kepada Sang Pencipta, yang telah mengabulkan setiap do’a-do’aku. Keyakinanku bertambah untuk melangkah. Semoga memang dia adalah jodoh yang Allah kirimkan untukku.
Restu dari masing-masing kedua orang tua kami, telah kami dapat. Dan juga dukungan dari keluarga besar dan teman-teman. Sekarang tinggal bagaimana kami menetapkan hati. Menjaga hati agar tidak lagi menjadi hati yang labil. Rasa ingin saling memiliki pun kini bertambah besar.
Aku sangat bersyukur Allah telah mengutus dia menjadi salah satu dari orang-orang yang sayang kepadaku. Rasa sayangnya, selalu dia curahkan tanpa adanya rasa capek.
10 tahun yang lalu, adalah tahun pertama aku mengenal dia. Perkenalan antara murid dan guru ngaji. Usiaku waktu itupun masih anak-anak. Kelas 6 SD. Kalian bisa mengira-ngira berapa usiaku saat itu. Selama kurang lebih satu tahun aku diajar ngaji oleh dia. Setelah itu dia pulang ke kampung halamannya, dan tidak ada contact setelah itu.
Aku masuk ke SMP. Kelas 1........ 2......... 3......... Yaa,,, Alhamdulillah aku lulus. Kemudian aku melanjutkan ke jenjang SMA.
Hari itu adalah pengumuman penerimaan siswa baru. Aku melihat pengumuman ditemenin sama bapak. Tanpa diragukan lagi, dengan keyakinan penuh, Alhamdulillah aku diterima di sekolah Negeri itu. Setelah itu, bapak langsung mengajakku ke salah satu mall di Solo. Aku kira sich bapak mau cari barang dagangan gitu, ee gak taunya bapak beliin aku Handphone. Haha. Dulu itu masih jarang teman-temanku pake HP. Ya aku seneng lah dapat hadiah dari bapak.
Tahu sendiri kan teman, gimana rasanya awal-awal punya HP. Langsung dech itu HP gak jauh-jauh dari tangan. Nyari-nyari nomor HP teman-teman. Kirim SMS-SMS gak penting. Hahaha (kalo kebayang jadi ketawa sendiri)
Nahh, dari situ tu awal mulanya aku kenal dia lebih dalam. Aku iseng SMS dia. Secara, dia kan pernah jadi guru ngaji aku. Jadi yaa gak ada salahnya kan Say Hello sama guru ngaji?
Aku SMS pertama kali, langsung dibalas sama dia. Yaa udah dech, keterusan SMS’an. Namanya juga lagi seneng-senengnya pegang HP. Jadi ya pas waktu itu aku seneng dapet temen SMS’an. Guru ngaji pula. Jadi ya sedikit-sedikit dapet nasihat gitu. Hehehe
SMS’an, SMS’an, SMS’an............ terus, aku perhatiin ada yang aneh dari dia. Dia tu yaa, perhatian banget sama aku, gak jarang juga pulsaku penuh karna dia. Kadang-kadang nggombal juga. Trus sekali dua kali waktu pernah juga tuh dia manggil sayang-sayang. Hummmmm.. Pas itu sich aku masih cuwek-cuwek saja. Maklum booo’ baru kelas 1 SMA gitu lho. Masih polos itu aku.
SMA kelas 1....... 2....... 3......... Yaa, selama 3 tahun, dari sudut pandang aku sich, kami biasa-biasa saja. Tak ada yang spesial gitu. Lagian juga, aku gak terlalu naggepin SMS’nya dia. Semau aku saja balasnya. Kalo lagi mood ya aku balas. Tapi kalo enggak, ya aku biarin saja tu SMS numpuk banyak. Haha. Jahatnya aku. Ohya, anehnya, sejak aku ngubungin dia pertama kali itu, setiap habis lebaran pasti dia main ke rumah. Padahal sebelum-sebelumnya gak pernah. Hmmmm. Mencurigakan. Hehhe.
Pernah tu aku gak megang HP selama beberapa bulan. Kira-kira hampir 5 bulan pas aku lagi ngadepin UN. Nahhh, pas itu kan emang gak pernah dengar kabar dia lagi tuh. Baru kerasa tu kangen, atau apalah segala macem. Setelah aku punya HP lagi, aku nyoba ngubungin dia lagi. SMS’an dah lagi. Tapi kali ini sense-nya tuh udah beda. Agak gimana gitu rasanya. Hehe
Terus, seperti tahun-tahun sebelumnya, dia setiap habis lebaran pasti main ke rumah. Tahun itu dia main ke rumah sama teman-temannya. Pas ketemu tuh rasanya agak malu-malu kucing gitu. Susah dech pokoknya ngejelasin rasanya. Yang jelas tuh meledak-ledak. (bom donk. Tapi aku bukan teroris loh)
Sorenya dia pulang, terus pas dia udah sampe rumah, dia SMS kasih kabar. Nahh, disitu kami memulai obrolan yang agak serius. (Ngomong-ngomong, perasaan baru tadi ketemu, ehh udah SMS’an lagi aja tuh.. Dasar anak muda. Loohhhh, tapi sekarang aku juga masih muda lho.. hehe)
Inti SMS, ngomongin tentang perasaan masing-masing. Kalo diungkapin dengan lagu, kayaknya lagu yang pas tu lagunya Olga. “Hancur hancur hancur hatiku. Hancur hancur hancur hatiku. Hancur hancur hancur hatiku. Hatiku hancurrrrrr....” hikz.
Gimana mau gak hancur. Dia itu cerita kalo dia tu udah deket sama cewek satu desa sama dia. Karena dia capek, gak pernah ada tanggapan dari aku. Huhuhuhu.. Nangis darah dah aku pas itu.
Tapi, habis itu, aku ketawa-ketawa sendiri. (Idihh mbaknya gila. Haha)
Bukannya gila. Tapi setelah itu tu dia cerita kalo itu cewek sekarang dideketin sama sahabatnya. Sedih sich denger ceritanya. Tapi aku justru seneng, soalnya aku jadi punya kesempatan buat deket. Hehe. (Egois amat lahh ini anak)
Mulai itu, kami jadi deket. Awalnya sich takut kalo dijadiin pelampiasan karna tu cewek. Tapi, POSTHINK aja dech. Tohh tu cewek bentar lagi juga nikah. Hehe
Dari hari ke hari tu kami tambah deket. Kami jadi tahu tentang pribadi satu sama lain. Aku jadi tahu dia luar dalam. Mulanya sich dia duluan yang cerita ke keluarganya tentang aku. Dan Alhamdulillah dari orang tuanya menyerahkan hak pilih sepenuhnya padanya. Jadi, siapapun pilihannya, insya Allah beliau memberikan ridho-nya.
Aku pun sedikit demi sedikit mencoba juga untuk menceritakan tentang aku dan dia ke orang tua. Pertama ibu yang tahu. Terus keluarga besar lama-lama juga pada curiga. Pernah ada larangan keras dari salah satu keluarga, untuk aku tidak lagi berhubungan sama dia karena beberapa faktor. Dengan sabarnya kami menghadapi cobaan ini, akhirnya..... Sekeras apapun batu, akan terkikis juga oleh tetesan air yang dengan perlahan menimpanya.
Dan akhirnya yaa tadi. INTI-nya, kami ingin melangkah dengan iringan ridho dari kedua orang tua kami. Dengan ridho tersebut, kapanpun dan kemanapun kami akan melangkah, insya Allah akan selalu ada jalan yang barokah. Karena ridho orang tua adalah ridho Allah.
Eitz, kalian jangan berfikir yaa kalo kita tu mudah mencari izinnya. Selama hampir 3 tahun kedekatan kami ini, baru beberapa kali kami bertemu. “Long Distance Relationship”. Nahh, itu lah yang sedang kami jalani. Dan kalian harusnya tahu sendiri, gimana besarnya cobaan hubungan jarak jauh itu. Mulai dari dia atau aku dideketin orang lah, cerita-cerita gak enak tentang dia, sampai pernah ada bapak-bapak yang minta ke bapakku untuk ngejadiin aku mantunya. Hwadeehhhh, Benar-benar Subhanallah.. Sesuatu.. Cethar membahana badai.. Puting beliung.. Angin topan.. (mbaknya lebay...) hahahaha
Dan Alhamdulillah sekarang pintu ridho dari masing-masing keluarga telah terbuka. Kini, tinggal bagaimana kami memilih jalan yang tepat untuk melanjutkan penantian sebelum kami benar-benar mendapatkan izin untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Tentu saja, itulah tujuan kami selama ini. MENIKAH.
Semoga Allah memberikan Kemudahan, Kelancaran Keridhoan dan Kebarokahan-Nya. Serta semoga Allah menetapkan hatiku untuknya, dan hatinya untukku. Dan juga semoga Allah selalu menempatkan kami dalam naungan kasih-Nya.. AMMIINNNNN Ya Robb..

Sabtu, 02 Maret 2013

Arti Sebuah Komitmen



Hidup itu perlu adanya komitmen dalam segala hal agar kita tu punya target. Bener gak sob?
Apalagi ketika kita menjalani sebuah hubungan. Biar gak putus nyambung putus nyambung yaa komitmen harus ada dan dijaga. Bener lagi gak sob?
Ketika kita mempunyai komitmen untuk akan selalu hidup bersama, menerima apa adanya, susah senang tanggung bareng, yaa kita harus menjaga komitmen itu. Jangan pas senengnya saja mau dekedeket, tapi pas pasangan lagi susah, bukannya ngehibur tapi malah ditinggalin. Bisa remuk tu badan si pasangan. Soalnya udah jatuh, ee masih ketimpa tangga. Sakit toh?
Sebuah komitmen itu dibuat untuk dijadikan fondasi dalam segala hal. Bangunan saja kalo gak ada fondasinya bakal gampang ambruk ketika kena angin. Apalagi anginnya gede. Baru dibangun saja udah langsung ambruk tu bangunan. Percuma kan kalo kayak gitu.
Makanya sob, pegang teguh komitmen yang telah kita buat. Ingat, tak ada gading yang tak retak. Kalo semua gading utuh ntar di Museum Purbakala penuh tu sama gading gajah. Hoho
Sesulit apapun cobaannya, jika kita punya komitmen yang kuat, INSYA ALLAH, Allah akan memberikan jalan barokah kepada kita. Karena Allah senang pada hambanya yang tak mudah putus asa.
Tau sendiri kan sob, mepertahankan itu lebih sulit daripada membangunnya. Jadi yaa harus tahan banting.
Oke sob, Keep Our Commitment!! Keep Fighting!! Keep your Smile... :)

Jumat, 01 Maret 2013

Akhir Sebuah Penantian


Sore itu, Husna mencari-cari Hand Phone- nya yang dari pagi tidak dia sentuh. Dengan harapan ketika dia membuka  hand phone- nya, sudah ada pesan dari sang kekasih. Ternyata, mengecewakan. Tak ada satu pesan pun yang mampir di inbox- nya. Bahkan sudah beberapa hari, tak ada kabar dari sang kekasih. Dia pun menaruh kembali benda kecil berbentuk kotak itu di atas meja.
“Sore ini beda. Tidak seperti sore di hari-hari kemarin.” Gumamnya sembari duduk di dekat kolam samping rumahnya.
Yaa. Pada hari itu dia tepat berusia 22 tahun. Seseorang yang dia harapkan memberikan sesuatu yang spesial pada hari tersebut, ternyata tak kunjung datang, entah hanya lewat pesan singkat pun. Wajar saja kalau Husna merasa kecewa.
 Suara adzan Maghrib berkumandang. Menandakan bahwa hari mulai gelap. Husna pun bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat berjama’ah di rumah bersama keluarga.
Suasana masih seperti har-hari biasanya. Suara khas Husna dengan tartilnya, memecah kesunyian malam hari.
Tiba-tiba Husna menghentikan bacaan Al-Qur’an nya. Dia mendengar ada seseorang mengetuk pintu rumah seraya mengucap salam. Husna pun bergegas keluar untuk melihat siapa yang datang.
Beberapa langkah lagi Husna mencapai daun pintu. Namun, ayahnya lebih dulu membukakan pintu itu. Masuklah tamu itu ke dalam rumah. Seketika Husna diam tanpa kata. Dia terkejut. Lebih tepatnya dia sangat terkejut.
Tamu itu adalah Hasan, sang kekasih, yang mengajak serta kedua orang tuanya. Wajar saja Husna kaget, karena seharusnya Hasan tidak di kotanya. Hasan sedang mengejar karir di ibukota. Tapi tanpa adanya kabar, tiba-tiba Hasan datang dengan kedua orang tuanya pula.
Husna langsung menghampiri keluarga sang kekasih tersebut.
Percakapan berlangsung hangat, layaknya percakapan dua keluarga yang sudah lama akrab. Padahal itu adalah kali pertama keluarga Husna bertemu dengan keluarga Hasan.
30 menit pemanasan percakan pun berlalu. Tiba-tiba suasana menegang. Ayah Hasan dengan sopannya menyampaikan maksud kedatangan mereka ke rumah. Mereka semua pun terdiam mendengarkan kata per katanya dengan seksama.
“Ehm, sepertinya jamnya terus berputar. Jadi saya ingin menyampaikan maksud kedatangan kami kesini. Dan mungkin bapak, ibu, dan nak Husna sendiri sudah bisa menebak. Pak, Bu, kita sudah sama-sama tahu tentang hubungan anak-anak kita.”................ dan begitulah seterusnya. INTInya, ayah Hasan melamarkan Husna untuk anaknya.
Husna hanya terdiam, mengikuti alur yang ada. Keluarga Husna menyerahkan jawaban kepada Husna. Husna pun menjawab,”Insya Allah, saya akan berusaha untuk menjadi istri yang sholeh bagi mas Hasan.”
Alhamdulillah... Acara lamaran pun berjalan lancar. Tanggal pernikahanpun ditentukan. Mereka akan segera mengarungi bahtera rumah tangga bersama. Mengisi kekurangan satu sama lain, memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan akhirnya mereka dapat bersatu dalam ikatan suci dan ridho Allah, setelah penantian panjang yang mereka jalani.
Mereka telah berhasil memegang komitmen untuk hidup bersama sejak 4 tahun silam. Selama 4 tahun itulah, mereka saling mengenal satu sama lain. Seiring berjalannya waktu, kelebihan dan kekurangan masing-masing pun terbuka. Namun, mereka tetap berkomitmen dan mau menerima satu sama lain apa adanya. Asam manisnya cinta telah mereka alami.
Waktu 4 tahun itu mereka gunakan untuk mendapatkan ridho Allah dan orang tua masing-masing. Tak sedikit rintangan yang mereka alami. Cobaan datang dari berbagai sisi. Mulai dari godaan dari jarak yang memisahkan, wanita atau laki-laki lain, halangan dari orang tua, mereka dapat melaluinya dengan sabar. Cobaan terberat yang mereka alami adalah, sifat kekanak-kanakan dari Husna. Sebenarnya, Husna adalah wanita yang sudah cukup dewasa. Namun ketika dihadapkan dengan perasaan rindu, sifat kenak-kanakannya muncul. Tapi, dengan sabar Hasan menghadapi sifat Husna. Tanpa ada rasa capek, Hasan selalu memberikan nasihat-nasihat positif terhadap Husna.
Yaa, Hasan lah yang selama ini menjadi penguat Husna ketika dia sedang dalam masalah. Hasan selalu dapat memberikan saran tepat untuk Husna. Itulah yang membuat Husna menetapkan hatinya untuk Hasan. Karena Hasan adalah seseorang yang tak hanya agamis dan sabar, tapi juga Hasan adalah sesosok calon suami dan ayah yang patut dicontoh dan dapat menentramkan hati siapa saja yang berada di dekatnya.

Terpopuler